NETWORK
PLANNING
1.
Nama :
Banyak nama digunakan untuk pengertian
network planning atau sejenisnya, antara lain :
-
CMD : Chart Method Diagram
-
NMT : Network Management Technique
-
PEP : Program Evalution Procedure
-
CPA : Critical Path Analysis
-
CPM : Critical Path Method
-
PERT : Program Evalution and Riview Technique
Penggunaan nama tadi
tergantung dibidang mana hal tadi digunakan, umumnya yang sering dipakai CPM
dan PERT, misalnya CPM digunakan dibidang kontraktor PUTL, PERT dibidang
research dan Design. Walaupun demikian keduanta mempunyai konsep yang hampir
sama.
2. Ruang
Lingkup
Network Planning ( NP
), sebetulnya salah satu saja dari teknik-teknik manajemen, dimana bila semua
teknik-teknik tadi dikumpulkan merupakan suatu kesatuan yang disebut Operation
Technique Research ( OTR ). Variant-variant lain dari OTR antara lain :
a.
Linear Programming : dipelopori George Dantzing ( USA 1947 ) yang ide-idenya diletakkan
ahli matematika L.V Kantorivich ( USSR 1939 ). Sejak tahun limapuluhan,
digunakan mula-mula dibidang militer kemudian dibidang ekonomi.
Persoalan-persoalan yang dikembangkan
disini ialah bagaimana mencari nilai-nilai minimum atau maksimum dari variabes
yang sering berkaitan dan terbatas, misalnya : minimum dibidang ekonomi (
kerugian sekecil-kecilnya ), nilai maksimumnya ( profit maximum ) dengan
faktor-faktor produksi yang terbatas. Hingga ada alternatives.
Contoh dalam praktek dibidang perusahaan
b.
Non Linear Programing : variablesnya tidak bergerak linear tetapi konstan.
Bagaimana manager harus memilih alternatif.
c.
Dynamic programing : variabel yang pertama mempengaruhi yang kedua, ketiga dan
seterusnya. Bagaimana manager mengatasinya.
Misalnya : bila gaji pegawai negeri
dinaikan maka biaya-biaya akan naik dan bila biaya-biaya naik harga-harga pun
akan naik sehingga kenaikan gaji itu tak berguna lagi.
Persoalannya : Bagaimana agar gaji
maksimum dapat naik tetapi tidak berakibat pada biaya-biaya dan harga-harga.
d.
Queuing theory : variabesnya merupakan deretan yang beruntun.
Misalnya : menentukan banyaknya
fasilitas di Fakultas, berapa banyak WC diperlukan untuk Fakultas dengan
mahasiswa 1500 ? Colt Kampus dengan mahasiswa 10.000 ? Bila 2 WC atau 5 colt
kampus ( kurang ), bila 100 WC atau 100 colt ( rugi ).
e.
Montecarlo theory : atau Probability theory : hasilnya berdasarkan
kemungkinan-kemungkinan berdasar untung-untungan seperti main dadu dalam judi.
Misalnya : kemungkinan : kemungkinan dadu menunjukan angka 3 adalah 1/6 sebab
muka dadu 6, kemungkinan dalam pemilu : menang, kalah tidak, tidak menang,
tidak kalah. Teori ini berkembang menjadi Teori risiko ( risk theory ).
f.
Network Planning : prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara
bagian-bagian pekerjaan (variables) yang digambarkan / divisualisasikan dalam
diagram network. Dengan demikian diketahui bagian-bagian pekerjaan mana yang
harus didahulukan, bila perlu dilembur (tambah biaya), pekerjaan mana yang
menunggu selesainya pekerjaan yang lain, pekerjaan mana yang tidak perlu
tergesa-gesa sehingga alat dan orang digeser ketempat lain demi effisiensi.
3.
Penggunaan
a.
Network Planning (NP) khususnya digunakan untuk menyelesaikan suatu proyek yang
hanya dilakukan sekali saja, jadi harus dibuat NP baru untuk setiap proyek yang
akan diselesaikan, misalnya : pendirian rumah baru, perencanaan perjalanan,
rescheduling urutan proses produksi dan sebagainya. Jadi digunakan dalam
Tatalaksana proyek.
Haruslah dibedakan antara Tatalaksana
proyek dengan Tatalaksana Produksi :
1.
Tatalaksana Proyek menyelesaikan hal khusus, hanya dilakukan sekali.
Tatalaksana produksi menyelesaikan hal
umum yang berulang-ulang, rutine.
2.
Fasilitas-fasilitas yang digunakan untuk Tatalaksana proyek, sekali dipakai
sudah selesai.
Fasilitas-fasilitas Tatalaksana
Produksi dapat digunakan untuk macam-macam tugas.
3.
Bandingkan : Membuat pakaian khusus dengan membuat pakaian kodian.
4.
Keuntungan Penggunaan Network Planning dalam Tatalaksana Proyek :
1.
Merencanakan scheduling dan mengawasi proyek secara logis.
2.
Memikirkan secara menyeluruh, tetapi juga mendetai dari proyek.
3.
Mendokumen dan mengkomunikasikan rencana scheduling ( waktu ) dan alternatif-alternatif
lain penyelesaian proyek dengan tambahan biaya.
4.
Mengawasi proyek dengan lebih efisien, sebab hanya jalur-jalur kritis (
Critical Path ) saja yang perlu konsentrasi pengawas ketat.
5.
Analisa-analisa Network akan membantu :
1.
Time schedule urutan pekerjaan yang efisien.
2.
Pembagian merata waktu, tenaga dan biaya.
3.
Reschedulling bila ada kelambatan-kelambatan penyelesaian.
4.
Menentukan Trade-Off / Pertukaran waktu dengan biaya yang efisien.
5.
Membuka probabilitas / kemungkinan - kemungkinan yang lain menyelesaikan
proyek.
6.
Merencanakan proyek yang komplek.
6. Data
yang Diperlukan untuk menyusun Network :
a.
Urutan pekerjaan yang logis :
Harus disusun : pekerjaan apa yang
harus diselesaikan lebih dahulu sebelum pekerjaan yang lain dimulai, dan
pekerjaan apa yang kemudian mengikutinya.
b.
Taksiran waktu penyelesaian setiap pekerjaan :
Biasanya memakai waktu rata-rata
berdasarkan pengalaman. Kalau proyek itu baru sama sekali biasanya diberi
slack/kelonggaran waktu.
c.
Biaya untuk mempercepat setiap pekerjaan :
Ini berguna bila pekerjaan-pekerjaan
yang ada dijalur kritis ingin dipercepat agar seluruh proyek lekas selesai.
Misalnya : biaya-biaya lembur, biaya menambah tenaga dan sebagainya.
d.
Sumber-sumber :
Tenaga, equipment dan material yang
diperlukan.
7.
Bahasa/Simbol-simbol Diagram Network
Pada perkembangannya yang terakhir
dikenal dua simbol yaitu :
a.
Event on the node_ Peristiwa digambakan dalam lingkaran.
b.
Activity on the node_Kegiatan digambarkan dalam Lingkaran
Karena Event on the
note cara penggambarannya lebih mudah, sering dan umum dipakai, maka dalamm
buku ini bahasa/simbol yang dipakai adalah event on the node.
Penggunaan
Bahasa/Simbol-Simbol :
Sebelum menggambarkan diagran Network
Planning perlu diingat ;
a.
Panjang, pendek maupun kemiringan anak sama sekali tidak mempunyai arti, dalam
pengertian letak pekerjaan, banyaknya duration maupun resource yang dibutuhkan.
b.
Aktivitas-aktivitas apa yang mendahului dan aktivitas-aktivitas apa yang
mengikuti.
c.
Aktivitas-aktivitas apa yang dapat bersama-sama.
d.
Aktivitas-aktivitas itu dibatasi saat mulai dan saat selesai.
e.
Waktu, Biaya dan resource yang dibutuhkan dari aktivitas-aktivitas itu.
f.
Kepala anak panah menjadi pedoman arah dari tiap kegiatan.
g.
Besar kecilnya lingkarang juga tidak mempunyai arti, dalam pengertian penting
tidaknya suatu peristiwa.
Anak panah selalu
menghubungkan dua buah nodes, arah dari anak panah menunjukan urutan-urutan
waktu.
Contoh
:
Saai i harus sudah terjadi sebelum aktivitas A dapat dimulai. Demikian
pula saat J belum dapat terjadi
sebelum aktivitas A selesai
dikerjakan.
Disamping notasi-notasi di atas, dalam
penyusunan Network diperlukan dua perjanjian, untuk memudahkan penggambarannya,
yaitu :
1.
Perjanjian I : di antara dua saat ( nodes ) hanya boleh ada
satu aktivitas ( panah ) yang menghubungkannya. Sebagai akibat dari Perjanjian
I diatas, akan dapat timbul kesulitan dalam penggambaran Network. Untuk itu
perlu dibuat suatu notasi lagi, yaitu :
(
Panah terputus-putus ) aktivitas semu, dummy. Yang dimaksudkan dengan aktivitas
semu adalah aktivitas yang tidak memakan waktu.
Untuk menjamin kesederhanaan penyusunan
Network, perlu pula dibuat perjanjian :
2.
Perjanjian II : aktivitas semu hanya boleh dipakai apabila tidak ada
cara lain untuk menggambarkan hubungan-hubungan aktivitas yang ada dalam suatu
Network.
1. Apa
Gunannya Mengetahui Lintasan Kritis :
1.
Penundaan pekerjaan pada “Lintasan Kritis”, menyeabkan seluruh proyek tertunda
penyelesaiannya.
2.
Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya, bila pekerjaan-pekerjaan yang ada di
lintasan kritis dapat dipercepat.
3.
Pengawasan/Control hanya “diketatkan” di lintasan Kritis saja. Maka
pekerjaan-pekerjaan di jalur kritis :
-
Perlu pengawasan ketat agar tidak tertunda.
-
Kemungkinan di Trade off dengan crash program : dipersingkat waktunya dengan
tambahan biaya (lembur).
4.
Time slack (kelonggaran waktu) terdapat pada pekerjaan-pekerjaan yang tidak
dilalui Lintasan Kritis. Ini memungkinkan bagi manager untuk merealokasi/memindahkan
tenaga kerja, alat-alat, dan biaya-biaya kepekerjaan-pekerjaan di lintasan
kritis demi efisiensi.
2.
Penggunaan EET dan LET pada Network Planning
a.
Penggambaran NE, EET dan LET
Event dengan simbol
lingkaran tadi, pertama-tama kita bagi menjadi 3 bagian, terlihat dalam gambra
di bawah ini :
1.
NE : Number of Event : adalah indeks
untuk dari tiap peristiwa sejak mulai sampai dengan akhir dalam suatu diagram
Network.
Pembagian
nomor event awal dapat dimulai dari angka 0 atau 1. Kemudian diikuti pemberian
nomor event yang lain, pada dasarnya sejalan dengan arah anak panah yang
dimulai angka terkecil ke angka lebih besar dan diakhiri nomor terbesar untuk
event akhir. Sehingga tidak ada nomor event yang sama, misalnya :
Contoh
:
Disamping
itu pula nomor event dapat menunjukan dan membedakan masing-masing kegiatan.
Hal ini sangat bermanfaat sekali jika menggunakan komputer.
1.
EET : Earliest Event Time : Waktu paling awal
peristiwa itu dapat dikerjakan.
Cara
mencarinya dengan menggunakan metode algorithma :
-
Mulai dari Event awal bergerak ke Event akhir dengan jalan menjumlahkan, yaitu
antara EET ditambah duration.
-
Bila pada suatau Event, bertemu 2 atau lebih kegiatan EET yang dipakai waktu
yang terbesar.
Contoh
: Event No. 4, 5 , 6 ( Lihat Pada Gambar Dibawah )
1.
LET : Lates Event Time : Waktu Paling Akhir
peristiwa itu harus dikerjakan.
Cra
mencarinya dengan menggunakan metode algorithma
-
Mulai dari Event akhir bergerak mundur ke Event No. 1 dengan jalan mengurangi,
yaitu antara LET dikurangi duration.
Bila
pada suatu Event, berasal 2 atau lebih kegiatan, LET yang dipakai waktu yang
terkecil.
Pada
dasarnya network planning adalah suatu cara penggambaran kegiatan
proyek dalam bentuk simbol-simbol network.
Simbol-simbol
yang digunakan adalah:
1)
Event (Kejadian= Peristiwa=Saat).
Event
adalah saat dimulainya atau berakhirnya suatu kegiatan. Simbul yang
digunakan biasanya berupa lingkaran atau ellips. Ruangan sebelah kiri
digunakan untuk memberi identitas dari event itu, biasanya berupa bilangan
(tak berdimensi).
Ruangan
kanan digunakan kapan terjadinya kejadian itu, bagian kanan
atas menunjukkan kapan paling cepat saat itu terjadi (EET=Earliest Event
Time) dan kanan bawah menunjukkan paling lambat saat itu boleh terjadi
(LET=Latest Event time). Setiap kegiatan selalu dimulai oleh sebuah event
(disebut Start event atau saat dimulai) dan berakhir pada event lain
(disebut finísh event atau saat selesai). Event tidak membutuhkan waktu.
2)
Kegiatan (Activity).
Kegiatan adalah setiap bagian dari pekerjaan proyek yang membutuhkan waktu untuk dilaksanakan, juga membutuhkan biaya, tenaga kerja serta peralatan, simbol yang digunakan adalah anak panah. Bagian ekor anak panah terdapat saat mulai dan bagian ujungnya terdapat saat berakhirnya. Karena network merupakan
rangkaian anak panah maka network disebut directed network (terarah). Diatas anak panah tertuliskan (secara singkat) nama kegiatan (misal: Pembelian mesin, galian pondasi dsb). Dibawahnya dituliskan lamanya kegiatan tersebut, dalam satuan waktu yang seragam dengan kegiatan lainnya (misal: dalam jam, hari, minggu dsb). Dalam rangka menempatkan suatu anak panah dalam suatu jaringan kerja harus bisa menjawab dua pertanyaan dibawah ini:
- Kegiatan apakah yang sudah harus selesai sebelum sesuatu kegiatan tertentu dapat dimulai?
- Adakah kegiatan-kegiatan lain yang dapat dikerjakan secara bersama-sama?
3)
Dummy Activity (Kegiatan Semu)
Kegiatan
semu (dummy activity) dalam network planning digunakan simbul anak panah
yang terputus-putus. Adanya kegiatan semu bisa terjadi karena
hal-hal sebagai berikut:
1.
Setiap kegiatan harus mempunyai identitas tersendiri yang dinyatakan
oleh nomor start event dan nomor finish event
Karena
itu diperlukan ” Dammy”, gambar diatas dirobah menjadi sebagai berikut:
Dummy
adalah: suatu kegiatan yang tidak memerlukan sumberdaya dan tanpa dimensi
waktu.
Kegiatan
B identitasnya 2-4
Kegiatan
C identitasnya 2-5
Kegiatan
D identitasnya 4-5
b)
Misalnya hubungan (relationship) antar kigiatan adalah sebagai berikut:
Kegiatan
B baru bisa dimulai setelah kegiatan A selesai, sedangkan kegiatan D baru
bisa dimulai setelah kegiatan A dan C selesai.
Untuk
menggambarkan relationship seperti tersebut diperlukan dummy
4)
Prosedur.
Langkah-langkah
yang harus diambil dalam melakukan perencanaan dengan network adalah sbb:
- Menentukan batasan-batasan dari pekerjaannya. Tentukan kapan dapat dimulai dan kapan harus diakhiri.
- Memecah (break down) pekerjaan itu menjadi kegiatan-kegiatan.Untuk ini perencana harus bekerjasama dengan pelaksana. Secara lengkap semua kegiatan yang akan dilaksanakan harus dicatat, apabila ada kegiatan yang terlupakan akibatnya sangat fatal. Oleh karena itu dalam tahapan ini perlu mendapatkan perhatian dan usaha yang intensif. Dan juga pemecahan pekerjaan kedalam kegiatan-kegiatan itu harus menghasilkan kegiatankegiatan yang setingkat, dalam istilah network. Misalnya kegiatan memaku tidak setingkat dengan kegiatan pengurugan tanah, dan sebagainya.
- Tentukan urutan-urutan dari kegiatan diatas, urutan-urutan ini disebut precedence relationship, dalam menentukan urutan-urutan ini kita harus berpihak pada pengetahuan logika, (kita tidak bisa memasang atap kalau penunjangnya belum terpasang).
- Kegiatan mana yang harus mendahului kegiatan yang lain.
- Kegiatan mana yang harus mengikuti kegiatan yang lain.
- Kegiatan mana yang harus dilaksanakan secara serentak.
- Dari informasi mengenai hubungan (relationship) antara setiap kegiatan dalam pekerjaan dibuatkan diagram jaringannya, dalam hal ini harus dingat bahwa suatu pekerjaan dimulai pada suatu event (saat mulai atau start event) dan berakhir pada suatu event lain (saat selesai atau finish event). Hubungan ini bisa digambarkan sebagai berikut:
Misalnya
: Kegiatan D baru bisa dimulai setelah kegiatan A, B dan C selesai.
Simbol:
5.
Waktu
Untuk
dapat menghitung jangka waktu proyek (Total Project time) serta
semua event time, terlebih dahulu harus diperkirakan waktu yang dibutuhkan
untuk melaksanakan setiap kegiatan (activity duration).
EET
= Earlist Event Time (saat paling cepat terjadi)
LET
= Latest Event Time (saat paling lambat terjadi)
X(1-2)
= Jenis kegiatan.
D(1-2)
= Duration (waktu pelaksanaan)
EET2
= EET1 + X (1-2). LET1 = LET2 – D (1-2).
EST
= Earlist Start Time (waktu tercepat kegiatan dapat dimulai).
LST
= Lastest Start Time (waktu paling lambat kegiatan masih dapat dimulai).
EST
= EET1 (EET1 + D (1-2) = EET2).
LST
= LET1 + D (1-2) ≤ LET2.
6)
Lintasan Kritis = Waktu Kritis.
Lintasan
kritis atau waktu kritis adalah jumlah waktu pelaksanaan didalam
suatu event yang tidak boleh dilampaui dalam melaksanakan suatu rangkaian
kegiatan. Apabila waktu pada salah satu event didalam rangkaian lintasan
kritis tersebut ada yang terlampaui maka penyelesaian proyek tersebut
dapat dipastikan mengalami keterlambatan dari jadwal yang ditentukan, oleh
karena itu pada lintasan kritis ini perlu perhatian dan pengawasan yang
ekstra ketat.
Lintasan
kritis terjadi pada suatu event yang mempunyai: EET=LET.
EET
(Saat paling cepat terjadi):
o
Mulai dari event yang pertama kearah kanan menuju event yang terakhir.
o
Dengan cara penjumlahan.
o
Apabila EET dari satu event tergantung oleh lebih dari satu kegiatan
maka yang menentukan adalah hasil penjumlahan yang terbesar.
LET
(Saat paling lambat terjadi).
o
Mulai dari event yang terakhir kearah kiri menuju event yang pertama
dengan cara pengurangan.
o
Apabila LET dari suatu event tergantung pada lebih dari satu kegiatan,
maka yang menentukan adalah hasil pengurangan yang terkecil.
7)
Float (Slack) Time atau Waktu Mengambang.
Total
Float = LET2 – EET1 – D (1-2).
Free
Float = EET2 – EET1 – D (1-2).
NETWORK PLANNING
Adalah:
- Salah satu model yang dipakai dalam penyelenggaraan proyek
- Produk dari model ini adalah informasi kegiatan2 yang ada dalam model tersebut.
- Informasi yang di hasilkan mengenai sumberdaya yang dibutuhkan oleh kegiatan2 beserta jadwalnya.
NETWORK
PLANNING SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
Network
planning = teknik probabilictic and statistical model / alat para manajer untuk
pengambilan keputusan.
Network
planning = logico mathematical model yg berguna untuk menganalisa
persoalan-persoalan yang di hadapi.
FUNGSI
Bagi
para perencana & pelaksana ppekerjaan network planning adalah alat untuk
mengkoordinasikan berbagai macam pekerjaan yang ada, yang satu sama lainnya
bebas dan atau saling berhubungan berdasarkan pertimbangan sumber daya, logika
proses yang berlangsung dan hasil proses itu sendiri.
Dalam
pemakaiannya network planning mengunakan model yang berupa diagram yang di
sebut network diagram. (pertemuan ke 5)
LETAK
NETWORK PLANNING PADA PENYELENGGARAAN PROYEK
Pada
penyelenggaraan proyek terdapat proses :
- Pengambilan keputusan dan
- Proses penetapan tujuan.
Untuk
dapat melaksanakan proses ini perlu adanya masukan informasi yang tepat dan
kemampuan pengambilan keputusan yg tinggi untuk membuat suatu keputusan.
Supaya
terlaksana di butuhkan :
- Sumber daya siap pakai
- Kemampuan melaksanakan proses pengolahan sumberdaya
Penyelenggaraan
proyek terdiri dari dua sistem yaitu : sistem operasi dan sistem informasi.
Yang
termasuk sistem operasi :
- Proses pengambilan keputusan
- Proses penetapan tujuan
- Proses pelaksanaan
Network
planning masuk kedalam sistem informasi guna menjawab pertanyaan, kegiatan apa
saja yang sudah, sedang, dan akan di laksanakan.
SYARAT
YANG HARUS DIPENUHI
1. Model harus lengkap,
ada informasi kegiatan dan informasi sumberdaya yang siap pakai, kedua hal
tersebut perlu di desain modelnya agar penyelenggaraan proyek dan pemakaian
network planning berhasil.
2. Model harus cocok,
network diagram untuk pembangunan jembatan berbeda dengan network diagram
proyek penelitian dan pengembangan
3. Asumsi yang di pakai
tepat, keberhasilan network planning sangat begantung pada ketepatan asumsi
yang di gunakan
4. Sikap pelaksana, atau
petugas yang bersangkutan harus mendukung pelaksanaan proyek, agar
berhasil.
TAHAP-TAHAP
APLIKASI NETWORK PLANNING
A.
PEMBUATAN
1. INVENTARISASI
KEGIATAN . Pada tahap ini yang dilakukan adalah menguraikan atau menurunkan
proyek menjadi kegiatan-kegiatan. Inventarisasi umumnya berlaku untuk proyek2
yang telah sering diselenggarakan.
2. HUBUNGAN ANTAR
KEGIATAN. Pada tahap ini ditentukan hubungan tiap kegiatan dengan kegiatan
lainnya. Hubungan yang mennetukan adalah hubungan ketergantungan antar kegiatan
yang secara logika menuntut ketergantungan tersebut.
3. MENYUSUN NETWORK
DIAGRAM. Dengan menentukan hubungan antar kegiatan maka dapat di rangkaikan
berbagai kegiatan yang berkaitan sehingga keseluruhan kegiatan menyusun
jaringan kerja yang mencermikan proyek secara keseluruhan
4. DATA KEGIATAN.
Setelah network diagram tersusun, yang terdiri atas kegiatan – kegiatan maka di
cari data kegiatan yang meliputi : lama kegiatan, biaya dan sumberdaya yang
akan di kendalikan.
5. ANALISA WAKTU DAN
SUMBERDAYA. Tujuan analisa waktu adalah untuk mengetahui saat mulai dan saat
selesai pelaksanaan setiap kegiatan sehingga bila terjadi keterlambatan bisa di
ketahui bagaimana pengaruhnya dan tindakan apa yang harus diambil. Tujuan
analisa sumberdaya adalah untuk mengetahui tingkat kebutuhan akan sumberdaya
siap pakai agar dapat di selenggarakan setepat-tepatnya.
6. BATASAN. Pada tahap
ini di inventarisasikan batasan-batasan yang dtidak boleh di langgar, baik
mengenai waktu maupun distribusi penggunaan sumberdaya.
7. LEVELING. Adalah
suatu hasil usaha pemecahan persoalan yang timbul akibat tidak sesuainya
keadaan ideal (tahap 1 s/d 5) dengan batasan-batasan yang berlaku ( tahap 6).
B.
PEMAKAIAN
Bila
pembuatan telah selasai maka model yang telah jadi di gunakan pada proses
pelaksanaan proyek dengan cara melaporkan kemajuan proses pelaksanaan tiap
kegiatan-kegiatan yang ada dalam network diagram. Beberpa alternatif cara
pelaporan bisa berdasarkan kuantitas dalam bentuk satuan pekerjaan/kegiatan
atau dalam bentuk relatif presentase dan juga berdasarkan jangka waktunya
secara kumulatuf atau periodik.
C.
PERBAIKAN
Perbaikan
di lakukan karena tidak tepatnya asumsi yang di pakai pada saat pembuatan yang
dsebabkan oleh berbagai alasan. Cara dan proses perbaikan hampir sama dgn cara
dan proses pembuatan, perbedaannya hanya terletak pada ruang lingkup terbatas
karena tidak seluruh kegiatan di tinjau. Kegiatan yang di tinjau hanya yang
mempunyai kaitan dengan perubahan asumsi dan yang di pengaruhi oleh perubahan
tersebut.
Sumber
http://rhastasari.wordpress.com/2010/04/02/network-planning/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar