Minggu, 01 Desember 2013

NETWORK PLANNING



NETWORK PLANNING
1.      Nama :
Banyak nama digunakan untuk pengertian network planning atau sejenisnya, antara lain :
-          CMD     : Chart Method Diagram
-          NMT     : Network Management Technique
-          PEP       : Program Evalution Procedure
-          CPA      : Critical Path Analysis
-          CPM      : Critical Path Method
-          PERT    : Program Evalution and Riview Technique

Penggunaan nama tadi tergantung dibidang mana hal tadi digunakan, umumnya yang sering dipakai CPM dan PERT, misalnya CPM digunakan dibidang kontraktor PUTL, PERT dibidang research dan Design. Walaupun demikian keduanta mempunyai konsep yang hampir sama.
2.      Ruang Lingkup
Network Planning ( NP ), sebetulnya salah satu saja dari teknik-teknik manajemen, dimana bila semua teknik-teknik tadi dikumpulkan merupakan suatu kesatuan yang disebut Operation Technique Research ( OTR ). Variant-variant lain dari OTR antara lain :
a.       Linear Programming : dipelopori George Dantzing ( USA 1947 ) yang ide-idenya diletakkan ahli matematika L.V Kantorivich ( USSR 1939 ). Sejak tahun limapuluhan, digunakan mula-mula dibidang militer kemudian dibidang ekonomi.
Persoalan-persoalan yang dikembangkan disini ialah bagaimana mencari nilai-nilai minimum atau maksimum dari variabes yang sering berkaitan dan terbatas, misalnya : minimum dibidang ekonomi ( kerugian sekecil-kecilnya ), nilai maksimumnya ( profit maximum ) dengan faktor-faktor produksi yang terbatas. Hingga ada alternatives.
Contoh dalam praktek dibidang perusahaan
b.      Non Linear Programing : variablesnya tidak bergerak linear tetapi konstan. Bagaimana manager harus memilih alternatif.
c.       Dynamic programing : variabel yang pertama mempengaruhi yang kedua, ketiga dan seterusnya. Bagaimana manager mengatasinya.
Misalnya : bila gaji pegawai negeri dinaikan maka biaya-biaya akan naik dan bila biaya-biaya naik harga-harga pun akan naik sehingga kenaikan gaji itu tak berguna lagi.
Persoalannya : Bagaimana agar gaji maksimum dapat naik tetapi tidak berakibat pada biaya-biaya dan harga-harga.
d.      Queuing theory : variabesnya merupakan deretan yang beruntun.
Misalnya : menentukan banyaknya fasilitas di Fakultas, berapa banyak WC diperlukan untuk Fakultas dengan mahasiswa 1500 ? Colt Kampus dengan mahasiswa 10.000 ? Bila 2 WC atau 5 colt kampus ( kurang ), bila 100 WC atau 100 colt ( rugi ).
e.       Montecarlo theory : atau Probability theory : hasilnya berdasarkan kemungkinan-kemungkinan berdasar untung-untungan seperti main dadu dalam judi. Misalnya : kemungkinan : kemungkinan dadu menunjukan angka 3 adalah 1/6 sebab muka dadu 6, kemungkinan dalam pemilu : menang, kalah tidak, tidak menang, tidak kalah. Teori ini berkembang menjadi Teori risiko ( risk theory ).
f.       Network Planning : prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan (variables) yang digambarkan / divisualisasikan dalam diagram network. Dengan demikian diketahui bagian-bagian pekerjaan mana yang harus didahulukan, bila perlu dilembur (tambah biaya), pekerjaan mana yang menunggu selesainya pekerjaan yang lain, pekerjaan mana yang tidak perlu tergesa-gesa sehingga alat dan orang digeser ketempat lain demi effisiensi.
3.      Penggunaan
a.       Network Planning (NP) khususnya digunakan untuk menyelesaikan suatu proyek yang hanya dilakukan sekali saja, jadi harus dibuat NP baru untuk setiap proyek yang akan diselesaikan, misalnya : pendirian rumah baru, perencanaan perjalanan, rescheduling urutan proses produksi dan sebagainya. Jadi digunakan dalam Tatalaksana proyek.
Haruslah dibedakan antara Tatalaksana proyek dengan Tatalaksana Produksi :
1.      Tatalaksana Proyek menyelesaikan hal khusus, hanya dilakukan sekali.
Tatalaksana produksi menyelesaikan hal umum yang berulang-ulang, rutine.
2.      Fasilitas-fasilitas yang digunakan untuk Tatalaksana proyek, sekali dipakai sudah selesai.
Fasilitas-fasilitas Tatalaksana Produksi dapat digunakan untuk macam-macam tugas.
3.      Bandingkan : Membuat pakaian khusus dengan membuat pakaian kodian.
4.      Keuntungan Penggunaan Network Planning dalam Tatalaksana Proyek :
1.      Merencanakan scheduling dan mengawasi proyek secara logis.
2.      Memikirkan secara menyeluruh, tetapi juga mendetai dari proyek.
3.      Mendokumen dan mengkomunikasikan rencana scheduling ( waktu ) dan alternatif-alternatif lain penyelesaian proyek dengan tambahan biaya.
4.      Mengawasi proyek dengan lebih efisien, sebab hanya jalur-jalur kritis ( Critical Path ) saja yang perlu konsentrasi pengawas ketat.
5.      Analisa-analisa Network akan membantu :
1.      Time schedule urutan pekerjaan yang efisien.
2.      Pembagian merata waktu, tenaga dan biaya.
3.      Reschedulling bila ada kelambatan-kelambatan penyelesaian.
4.      Menentukan Trade-Off / Pertukaran waktu dengan biaya yang efisien.
5.      Membuka probabilitas / kemungkinan - kemungkinan yang lain menyelesaikan proyek.
6.      Merencanakan proyek yang komplek.
6.      Data yang Diperlukan untuk menyusun Network :
a.       Urutan pekerjaan yang logis :
Harus disusun : pekerjaan apa yang harus diselesaikan lebih dahulu sebelum pekerjaan yang lain dimulai, dan pekerjaan apa yang kemudian mengikutinya.
b.      Taksiran waktu penyelesaian setiap pekerjaan :
Biasanya memakai waktu rata-rata berdasarkan pengalaman. Kalau proyek itu baru sama sekali biasanya diberi slack/kelonggaran waktu.
c.       Biaya untuk mempercepat setiap pekerjaan :
Ini berguna bila pekerjaan-pekerjaan yang ada dijalur kritis ingin dipercepat agar seluruh proyek lekas selesai. Misalnya : biaya-biaya lembur, biaya menambah tenaga dan sebagainya.
d.      Sumber-sumber :
Tenaga, equipment dan material yang diperlukan.
7.      Bahasa/Simbol-simbol Diagram Network
Pada perkembangannya yang terakhir dikenal dua simbol yaitu :
a.       Event on the node_ Peristiwa digambakan dalam lingkaran.
b.      Activity on the node_Kegiatan digambarkan dalam Lingkaran
Karena Event on the note cara penggambarannya lebih mudah, sering dan umum dipakai, maka dalamm buku ini bahasa/simbol yang dipakai adalah event on the node.
Penggunaan Bahasa/Simbol-Simbol :
Sebelum menggambarkan diagran Network Planning perlu diingat ;
a.       Panjang, pendek maupun kemiringan anak sama sekali tidak mempunyai arti, dalam pengertian letak pekerjaan, banyaknya duration maupun resource yang dibutuhkan.
b.      Aktivitas-aktivitas apa yang mendahului dan aktivitas-aktivitas apa yang mengikuti.
c.       Aktivitas-aktivitas apa yang dapat bersama-sama.
d.      Aktivitas-aktivitas itu dibatasi saat mulai dan saat selesai.
e.       Waktu, Biaya dan resource yang dibutuhkan dari aktivitas-aktivitas itu.
f.       Kepala anak panah menjadi pedoman arah dari tiap kegiatan.
g.      Besar kecilnya lingkarang juga tidak mempunyai arti, dalam pengertian penting tidaknya suatu peristiwa.
Anak panah selalu menghubungkan dua buah nodes, arah dari anak panah menunjukan urutan-urutan waktu.
Contoh :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGuQ6cgoLOqsfhJCtlApImkqDhBmfz5jja3SKTZ4N97a7wJQN219ccWLIPI2ps1mK448HFwvDCwAHmZ2ji9FlGUCjQgrXmjZTrcgCKQSzKXktFuYQgSwC5jt6nZ1oBK-tnKTPvTrRrPwE/s1600/DFDDDG.jpg
Saai i harus sudah terjadi sebelum aktivitas A dapat dimulai. Demikian pula saat J belum dapat terjadi sebelum aktivitas A selesai dikerjakan.
Disamping notasi-notasi di atas, dalam penyusunan Network diperlukan dua perjanjian, untuk memudahkan penggambarannya, yaitu :
1.   Perjanjian I     : di antara dua saat ( nodes ) hanya boleh ada satu aktivitas ( panah ) yang menghubungkannya. Sebagai akibat dari Perjanjian I diatas, akan dapat timbul kesulitan dalam penggambaran Network. Untuk itu perlu dibuat suatu notasi lagi, yaitu :
( Panah terputus-putus ) aktivitas semu, dummy. Yang dimaksudkan dengan aktivitas semu adalah aktivitas yang tidak memakan waktu.
Untuk menjamin kesederhanaan penyusunan Network, perlu pula dibuat  perjanjian :
2.   Perjanjian II   : aktivitas semu hanya boleh dipakai apabila tidak ada cara lain untuk menggambarkan hubungan-hubungan aktivitas yang ada dalam suatu Network.
1.      Apa Gunannya Mengetahui Lintasan Kritis :
1.      Penundaan pekerjaan pada “Lintasan Kritis”, menyeabkan seluruh proyek tertunda penyelesaiannya.
2.      Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya, bila pekerjaan-pekerjaan yang ada di lintasan kritis dapat dipercepat.
3.      Pengawasan/Control hanya “diketatkan” di lintasan Kritis saja. Maka pekerjaan-pekerjaan di jalur kritis :
-          Perlu pengawasan ketat agar tidak tertunda.
-       Kemungkinan di Trade off dengan crash program : dipersingkat waktunya dengan tambahan biaya (lembur).
4.      Time slack (kelonggaran waktu) terdapat pada pekerjaan-pekerjaan yang tidak dilalui Lintasan Kritis. Ini memungkinkan bagi manager untuk merealokasi/memindahkan tenaga kerja, alat-alat, dan biaya-biaya kepekerjaan-pekerjaan di lintasan kritis demi efisiensi.
 
2.      Penggunaan EET dan LET pada Network Planning
a.       Penggambaran NE, EET dan LET
Event dengan simbol lingkaran tadi, pertama-tama kita bagi menjadi 3 bagian, terlihat dalam gambra di bawah ini :
1.   NE        : Number of Event : adalah indeks untuk dari tiap peristiwa sejak mulai sampai dengan akhir dalam suatu diagram Network.
Pembagian nomor event awal dapat dimulai dari angka 0 atau 1. Kemudian diikuti pemberian nomor event yang lain, pada dasarnya sejalan dengan arah anak panah yang dimulai angka terkecil ke angka lebih besar dan diakhiri nomor terbesar untuk event akhir. Sehingga tidak ada nomor event yang sama, misalnya :
Contoh :
Disamping itu pula nomor event dapat menunjukan dan membedakan masing-masing kegiatan. Hal ini sangat bermanfaat sekali jika menggunakan komputer.
1.   EET      : Earliest Event Time : Waktu paling awal peristiwa itu dapat dikerjakan.
Cara mencarinya dengan menggunakan metode algorithma :
-          Mulai dari Event awal bergerak ke Event akhir dengan jalan menjumlahkan, yaitu antara EET ditambah duration.
-          Bila pada suatau Event, bertemu 2 atau lebih kegiatan EET yang dipakai waktu yang terbesar.
Contoh : Event No. 4, 5 , 6 ( Lihat Pada Gambar Dibawah )
1.   LET      : Lates Event Time : Waktu Paling Akhir peristiwa itu harus dikerjakan.
Cra mencarinya dengan menggunakan metode algorithma
-          Mulai dari Event akhir bergerak mundur ke Event No. 1 dengan jalan mengurangi, yaitu antara LET dikurangi duration.
Bila pada suatu Event, berasal 2 atau lebih kegiatan, LET yang dipakai waktu yang terkecil.





Pada dasarnya network planning adalah suatu cara penggambaran kegiatan proyek dalam bentuk simbol-simbol network.
Simbol-simbol yang digunakan adalah:
1) Event (Kejadian= Peristiwa=Saat).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwHASTnvqRqKQSmnh7utSdNz9lhQdzJckEp16kn-NC5bKu1-tpeGaFTQav95oacqaEA2p-3aigTmqbdoF7s2susvfe8xh4PDR8W8l4R1GUQnq3YpssyJM9yjWy_rNUqOoM5YBMAd8o75dK/s1600/1.PNG
Event adalah saat dimulainya atau berakhirnya suatu kegiatan. Simbul yang digunakan biasanya berupa lingkaran atau ellips. Ruangan sebelah kiri digunakan untuk memberi identitas dari event itu, biasanya berupa bilangan (tak berdimensi).

Ruangan kanan digunakan kapan terjadinya kejadian itu, bagian kanan atas menunjukkan kapan paling cepat saat itu terjadi (EET=Earliest Event Time) dan kanan bawah menunjukkan paling lambat saat itu boleh terjadi (LET=Latest Event time). Setiap kegiatan selalu dimulai oleh sebuah event (disebut Start event atau saat dimulai) dan berakhir pada event lain (disebut finísh event atau saat selesai). Event tidak membutuhkan waktu.

2) Kegiatan (Activity).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjf8ToIXvt-jx5FR9Lyf_un31qJQNQyYmyuzXoCOeLiF3L2uLv8OBL86mmwlKnzruqWmL7M-b23Gd-qfCs4IiVyUiH9PaSK4tv3fZcNS3DxuGDzEgnolnCj1Fjmu_2kp9NCXNdWw3kzVanJ/s1600/2.PNG

Kegiatan adalah setiap bagian dari pekerjaan proyek yang membutuhkan waktu untuk dilaksanakan, juga membutuhkan biaya, tenaga kerja serta peralatan, simbol yang digunakan adalah anak panah. Bagian ekor anak panah terdapat saat mulai dan bagian ujungnya terdapat saat berakhirnya. Karena network merupakan
rangkaian anak panah maka network disebut directed network (terarah). Diatas anak panah tertuliskan (secara singkat) nama kegiatan (misal: Pembelian mesin, galian pondasi dsb). Dibawahnya dituliskan lamanya kegiatan tersebut, dalam satuan waktu yang seragam dengan kegiatan lainnya (misal: dalam jam, hari, minggu dsb). Dalam rangka menempatkan suatu anak panah dalam suatu jaringan kerja harus bisa menjawab dua pertanyaan dibawah ini:
  • Kegiatan apakah yang sudah harus selesai sebelum sesuatu kegiatan tertentu dapat dimulai?
  • Adakah kegiatan-kegiatan lain yang dapat dikerjakan secara bersama-sama?
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTXtCKhsJtZl72-t6eXhe-Qr7NOXgCCEyMYLE1EbAeLO6J5cNjOao9wTO9JOaV258NVl0pMObObNqrqjSC4hwhl2uhVDStt0FRost60NsPCARmT_ZsY6I9beRut6jg_fWSSy0uCT-IPprn/s1600/3.PNG

3) Dummy Activity (Kegiatan Semu)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1q9Tdpd-cWatkp4ajy6wWn6F3o1d0n_LF1JTQSZNtSTN8_o0SwOiCgqrk4kgdLWKK6w2OM-WWtFD-eUJH8sQxnzj-V-7efTmSH8WQPX0_PiPcw_eI_GziV-_Ek1lSdg3vuAuVnqpB_VSi/s1600/4.PNG

Kegiatan semu (dummy activity) dalam network planning digunakan simbul anak panah yang terputus-putus. Adanya kegiatan semu bisa terjadi karena hal-hal sebagai berikut:
1. Setiap kegiatan harus mempunyai identitas tersendiri yang dinyatakan oleh nomor start event dan nomor finish event

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH87WIUElXD-ehAH5vKWu7tJgpgS39So0WU7gnnHzlkKykzszRBSiKSInH1ypSaiEEZXpJs447epgxkBNY9mGkccuqxAGY_QCVatFijas_zjhHoYWhHPepPHx9gRrku_zSRX9K9jdW-MAu/s1600/5.PNG

Karena itu diperlukan ” Dammy”, gambar diatas dirobah menjadi sebagai berikut:
Dummy adalah: suatu kegiatan yang tidak memerlukan sumberdaya dan tanpa dimensi waktu.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-Fu60mwek15aQOxhGeEG3qAnIYCOc-dzHp9uqcvRmDoE0p5UO1tUQegUgaUq-j0Z1o66oSdAXnx7rXGT2iT6xXLmGeaGFZRStfwqB1ybZLMY7RWkardkjJi0Ev8wDXcFQFjPK9wUn1VFI/s1600/6.PNG
Kegiatan B identitasnya 2-4
Kegiatan C identitasnya 2-5
Kegiatan D identitasnya 4-5

b) Misalnya hubungan (relationship) antar kigiatan adalah sebagai berikut:
Kegiatan B baru bisa dimulai setelah kegiatan A selesai, sedangkan kegiatan D baru bisa dimulai setelah kegiatan A dan C selesai. 
Untuk menggambarkan relationship seperti tersebut diperlukan dummy

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS-uiOnJzu96yhnv5EPOLKICG7D0ti-nIffnWTBI5si_X7J4hd4akc60dXvnx2gOzo4UIS1FbMkF21JQnSC7CA-ENtFgd5s8npy1ZyLAzu1pqp9N1nS1hOnkXtTWtAyBEFDiM289rbbPfy/s1600/8.PNG

4) Prosedur.
Langkah-langkah yang harus diambil dalam melakukan perencanaan dengan network adalah sbb:
  • Menentukan batasan-batasan dari pekerjaannya. Tentukan kapan dapat dimulai dan kapan harus diakhiri.
  • Memecah (break down) pekerjaan itu menjadi kegiatan-kegiatan.Untuk ini perencana harus bekerjasama dengan pelaksana. Secara lengkap semua kegiatan yang akan dilaksanakan harus dicatat, apabila ada kegiatan yang terlupakan akibatnya sangat fatal. Oleh karena itu dalam tahapan ini perlu mendapatkan perhatian dan usaha yang intensif. Dan juga pemecahan pekerjaan kedalam kegiatan-kegiatan itu harus menghasilkan kegiatankegiatan yang setingkat, dalam istilah network. Misalnya kegiatan memaku tidak setingkat dengan kegiatan pengurugan tanah, dan sebagainya.
  • Tentukan urutan-urutan dari kegiatan diatas, urutan-urutan ini disebut precedence relationship, dalam menentukan urutan-urutan ini kita harus berpihak pada pengetahuan logika, (kita tidak bisa memasang atap kalau penunjangnya belum terpasang).
  • Kegiatan mana yang harus mendahului kegiatan yang lain.
  • Kegiatan mana yang harus mengikuti kegiatan yang lain.
  • Kegiatan mana yang harus dilaksanakan secara serentak.
  • Dari informasi mengenai hubungan (relationship) antara setiap kegiatan dalam pekerjaan dibuatkan diagram jaringannya, dalam hal ini harus dingat bahwa suatu pekerjaan dimulai pada suatu event (saat mulai atau start event) dan berakhir pada suatu event lain (saat selesai atau finish event). Hubungan ini bisa digambarkan sebagai berikut:
Misalnya : Kegiatan D baru bisa dimulai setelah kegiatan A, B dan C selesai.
Simbol:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisT9xdSZqRL0sTua5faZF7tEWcHUmuz-8zEAgJfgtcMQg4ehi_Nb3p4nMH3ik7JYuR5JxHKrDRK1D3lxYlF1OIbbESdTX5HIcVwTSw9lj8Gjz8CotXKLrspmJvos5b0YPNolDHu2CSSzJt/s1600/8.PNG

5. Waktu

Untuk dapat menghitung jangka waktu proyek (Total Project time) serta semua event time, terlebih dahulu harus diperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan (activity duration).





https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAsXH0MEpHonNBapCpeIwC9xjekuVaVVuMs3yXzOgOSSR7EPvWIzVd2F_TEFASFq34FX7u6Fb4Er7Oti1cawJiZMJuKnZm_eoI-SWLLHWsyGMNa-_A-7clls2hBSqYaFgqOK8AgdW4Ergd/s1600/9.PNG


EET = Earlist Event Time (saat paling cepat terjadi)
LET = Latest Event Time (saat paling lambat terjadi)
X(1-2) = Jenis kegiatan.
D(1-2) = Duration (waktu pelaksanaan)
EET2 = EET1 + X (1-2). LET1 = LET2 – D (1-2).
EST = Earlist Start Time (waktu tercepat kegiatan dapat dimulai).
LST = Lastest Start Time (waktu paling lambat kegiatan masih dapat dimulai).
EST = EET1 (EET1 + D (1-2) = EET2).
LST = LET1 + D (1-2) ≤ LET2.

6) Lintasan Kritis = Waktu Kritis.

Lintasan kritis atau waktu kritis adalah jumlah waktu pelaksanaan didalam suatu event yang tidak boleh dilampaui dalam melaksanakan suatu rangkaian kegiatan. Apabila waktu pada salah satu event didalam rangkaian lintasan kritis tersebut ada yang terlampaui maka penyelesaian proyek tersebut dapat dipastikan mengalami keterlambatan dari jadwal yang ditentukan, oleh karena itu pada lintasan kritis ini perlu perhatian dan pengawasan yang ekstra ketat. 
Lintasan kritis terjadi pada suatu event yang mempunyai: EET=LET.

EET (Saat paling cepat terjadi):
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeTe3ahQJmHYp6whqlCBg03lOtpQs-talOHjhVDiI_BBwIe2-ylQSPy3k345hDDqtpQbQ-BJTMPVFFm9w62dip4VTjwHtbrHV8LUEWqh2f_wEZk0jI9gFkiiLFMAyjlCXduChTVd4xJ2ik/s1600/10.PNG
o Mulai dari event yang pertama kearah kanan menuju event yang terakhir.
o Dengan cara penjumlahan.
o Apabila EET dari satu event tergantung oleh lebih dari satu kegiatan maka yang menentukan adalah hasil penjumlahan yang terbesar.

LET (Saat paling lambat terjadi).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMme4kLNsPlS3BMeokD5RBYaJsq2LDR6TZUNoJ90a_qqDTq8mYdE-l1oKz7-oNf9QLDQC17OupROTVPzqULINBpqLbsgp-Ohpu1pE4rH9op0gga2Dupz1d9K_LcLg3_9IkdlUCkp10wRb7/s1600/11.PNG

o Mulai dari event yang terakhir kearah kiri menuju event yang pertama dengan cara pengurangan.
o Apabila LET dari suatu event tergantung pada lebih dari satu kegiatan, maka yang menentukan adalah hasil pengurangan yang terkecil.

7) Float (Slack) Time atau Waktu Mengambang.
Total Float = LET2 – EET1 – D (1-2).
Free Float = EET2 – EET1 – D (1-2).


NETWORK PLANNING
Adalah:
  • Salah satu model yang dipakai dalam penyelenggaraan proyek
  •  Produk dari model ini adalah informasi kegiatan2 yang ada dalam model tersebut.
  •  Informasi yang di hasilkan mengenai sumberdaya yang dibutuhkan oleh kegiatan2 beserta jadwalnya.
NETWORK PLANNING SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
Network planning = teknik probabilictic and statistical model / alat para manajer untuk pengambilan keputusan.
Network planning = logico mathematical model yg berguna untuk menganalisa persoalan-persoalan yang di hadapi.
FUNGSI
Bagi para perencana & pelaksana ppekerjaan network planning adalah alat untuk mengkoordinasikan berbagai macam pekerjaan yang ada, yang satu sama lainnya bebas dan atau saling berhubungan berdasarkan pertimbangan sumber daya, logika proses yang berlangsung dan hasil proses itu sendiri.
Dalam pemakaiannya network planning mengunakan model yang berupa diagram yang di sebut network diagram. (pertemuan ke 5)
LETAK NETWORK PLANNING PADA PENYELENGGARAAN PROYEK
Pada penyelenggaraan proyek terdapat proses :
  • Pengambilan keputusan dan
  • Proses penetapan tujuan.
Untuk dapat melaksanakan proses ini perlu adanya masukan informasi yang tepat dan kemampuan pengambilan keputusan yg tinggi untuk membuat suatu keputusan.
Supaya terlaksana di butuhkan :
  • Sumber daya siap pakai
  • Kemampuan melaksanakan proses pengolahan sumberdaya
Penyelenggaraan proyek terdiri dari dua sistem yaitu : sistem operasi dan sistem informasi.
Yang termasuk sistem operasi :
  • Proses pengambilan keputusan
  • Proses penetapan tujuan
  • Proses pelaksanaan
Network planning masuk kedalam sistem informasi guna menjawab pertanyaan, kegiatan apa saja yang sudah, sedang, dan akan di laksanakan.
SYARAT YANG HARUS DIPENUHI
1.      Model harus lengkap, ada informasi kegiatan dan informasi sumberdaya yang siap pakai, kedua hal tersebut perlu di desain modelnya agar penyelenggaraan proyek dan pemakaian network planning berhasil.
2.     Model harus cocok, network diagram untuk pembangunan jembatan berbeda dengan network diagram proyek penelitian dan pengembangan
3.     Asumsi yang di pakai tepat, keberhasilan network planning sangat begantung pada ketepatan asumsi yang di gunakan
4.     Sikap pelaksana, atau petugas yang bersangkutan  harus mendukung pelaksanaan proyek, agar berhasil.
TAHAP-TAHAP APLIKASI NETWORK PLANNING
A. PEMBUATAN
1.      INVENTARISASI KEGIATAN . Pada tahap ini yang dilakukan adalah menguraikan atau menurunkan proyek menjadi kegiatan-kegiatan. Inventarisasi umumnya berlaku untuk proyek2 yang telah sering diselenggarakan.
2.      HUBUNGAN ANTAR KEGIATAN. Pada tahap ini ditentukan hubungan tiap kegiatan dengan kegiatan lainnya. Hubungan yang mennetukan adalah hubungan ketergantungan antar kegiatan yang secara logika menuntut ketergantungan tersebut.
3.     MENYUSUN NETWORK DIAGRAM. Dengan menentukan hubungan antar kegiatan maka dapat di rangkaikan berbagai kegiatan yang berkaitan sehingga keseluruhan kegiatan menyusun jaringan kerja yang mencermikan proyek secara keseluruhan
4.     DATA KEGIATAN. Setelah network diagram tersusun, yang terdiri atas kegiatan – kegiatan maka di cari data kegiatan yang meliputi : lama kegiatan, biaya dan sumberdaya yang akan di kendalikan.
5.     ANALISA WAKTU DAN SUMBERDAYA. Tujuan analisa waktu adalah untuk mengetahui saat mulai dan saat selesai pelaksanaan setiap kegiatan sehingga bila terjadi keterlambatan bisa di ketahui bagaimana pengaruhnya dan tindakan apa yang harus diambil. Tujuan analisa sumberdaya adalah untuk mengetahui tingkat kebutuhan akan sumberdaya siap pakai agar dapat di selenggarakan setepat-tepatnya.
6.     BATASAN. Pada tahap ini di inventarisasikan batasan-batasan yang dtidak boleh di langgar, baik mengenai waktu maupun distribusi penggunaan sumberdaya.
7.     LEVELING. Adalah suatu hasil usaha pemecahan persoalan yang timbul akibat tidak sesuainya keadaan ideal (tahap 1 s/d 5) dengan batasan-batasan yang berlaku ( tahap 6).
B. PEMAKAIAN
Bila pembuatan telah selasai maka model yang telah jadi di gunakan pada proses  pelaksanaan proyek dengan cara melaporkan kemajuan proses pelaksanaan tiap kegiatan-kegiatan yang ada dalam network diagram. Beberpa alternatif cara pelaporan bisa berdasarkan kuantitas dalam bentuk satuan pekerjaan/kegiatan atau dalam bentuk  relatif presentase dan juga berdasarkan jangka waktunya secara kumulatuf atau periodik.
C. PERBAIKAN
Perbaikan di lakukan karena tidak tepatnya asumsi yang di pakai pada saat pembuatan yang dsebabkan oleh berbagai alasan. Cara dan proses perbaikan hampir sama dgn cara dan proses pembuatan, perbedaannya hanya terletak pada ruang lingkup terbatas karena tidak seluruh kegiatan di tinjau. Kegiatan yang di tinjau hanya yang mempunyai kaitan dengan perubahan asumsi dan yang di pengaruhi oleh perubahan tersebut.



Sumber
http://rhastasari.wordpress.com/2010/04/02/network-planning/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar